saragih |
|
Dalam menghadapi persaingan bebas pada era pasar global, sebagaimana
dikatakan oleh Michail Porter dan Dary Hamel, pengertian produktivitas
menjadi semakin meluas . Pengertian produktivitas dari yang semula hanya
sebagai ratio output dan input, diperluas dengan memasukkan aspek baru yaitu
aspek persaingan . Menurut Michail Porter dan Gary Hamel, bagi para pelaku
ekonomi, persaingan akan bermanfaat dalam membentuk sikap yang selalu ingin tampil
produktif sehingga aspek persaingan harus dimasukkan sebagai salah satu aspek
produktivitas. Berbicara mengenai produktivitas terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi produktivitas, satu diantaranya adalah factor hubungan
industrial. Dalam hubungan industrial peranan manusia memegang peranan
sentral. Tidak diperlukan hubungan industrial dalam satu proses produksi,
kalau disana tidak ada manusia sebagai pelakunya. Untuk itu agar proses
hubungan industrial dapat perperan besar dalam mewujudkan produktivitas,
harus dipelihara keseimbangan yang harmonis antara hak dan kewajiban diantara
para pihak Kaitan antara produktivitas pekerja dengan hubungan industrial, perlindungan pekerja dan jaminan sosial, berdasarkan studi empiris di banyak negara telah membuktikan mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Kurang baiknya pelaksanaan hubungan industrial dan jaminan sosial pekerja disuatu unit usaha, serta lemaahnya perlindungan pekerja baik oleh pengusaha maupun pemerintah, akan berakibat terhambatnya upaya mengoptimalkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, ketiga hal tersebut harus didorong sebagai bagian dalam upaya peningkatan produktivitas perusahaan melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Di Indonesia, masalah ketenagakerjaan yang menyangkut hal-hal tersebut di atas cukup memprihatinkan. Kurang harmonisnya hubungan industrial, masih rendahnya jaminan sosial dan lemanya perlindungan terhadap pekerja, sangat jelas terlihat di lapangan, yang terefleksi dengan masih tingginya tingkat pemogokan dan pemutusan hubungan kerja. Kondisi ini telah memberikan kontribusi terhadap semakin parahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat secara nasional. Melihat situasi ketenagakerjaan sebagaimana tersebut diatas, maka dalam upaya memperbaiki hubungan industrial, jaminan sosial tenaga kerja, dan peningkatan produktivitas menjadi penting untukdilakukan dalam kerangka kebijakan nasional. Upaya tersebut akan memberikan sumbangan berharga bagi peningkatan produktivitas pekerja yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan. Secara konseptual dan berdasarkan bukti yang terjadi di berbagai negara, peningkatan produktivitas hanya akan terjadi bilamana hubungan antara pekerja dan pengusaha berjalan harmonis, adanya motivasi untuk berbuat lebih baik, jelasnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap pekerja. Dari sudut pandangproduktivitas, hubungan industrial haruslah menjadi media antar pekerja dan pengusaha, untuk membangun kebersamaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar perusa-haan mampu meningkatkan nilai tambah, sehingga dapat memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi pekerja, meningkatkan investasi dan pengembangan usaha yang pada akhirnya diharapkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. |
|
|
|
|
|
|
|
Untuk itu pentaatan peraturan perundangan harus dimulai dari pengusaha,
karena dalam kenyataannya yang paling banyak dibebani kewajiban oleh
peraturan perundangan adalah pihak pengusaha. Dalam menjalankan usahanya
apabila pengusaha telah taat aturan tentunya akan berani terbuka terhadap
siapa saja, terutama pekerja. Demikian pula sebaliknya pekerja merasa
tertekan apabila ada hak-haknya yang belum dipenuhi pengusaha. Dalam hal ini pekerja sebagai mitra yang baik mampu pengingatkan dan mendorong pengusaha untuk mentaati semua peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang menjadi kewajibannya, tentunya hal itu dilakukan dengan cara-cara yang baik dan benar dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan. |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
Pengupahan yang adil dan layak adalah pengupahan yang mampu menghargai
seseorang karena prestasi dan pengabdiannya terhadap perusahaan. Upah yang
adil ialah upah yang diberikan dengan memperhatikan pendidikan, pengalaman
dan ketrampilan seorang pekerja. Sedangkan upah yang layak adalah upah yang
dapat memberikan jaminan kepastian hidup dalam memenuhi kebutuhan pekerja
beserta keluarganya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Pengupahan yang baik adalah pengupahan yang mampu menghargai orang berdasarkan masa kerjanya dan berdasarkan prestasinya. Kedepan dengan sistem pengupahan yang baik di perusahaan, akan memberikan prospektif kepada pekerja untuk mendorong mereka untuk bekerja secara produktif, karena adanya jaminan dan harapan bagi kesejahteraan masa depannya yang sangat jelas. |
|
|
||
|
Hubungan industrial tidak saja memerlukan perubahan sikap mental maupun
sikap sosial para pelakunya, akan tetapi jiga pengetahuan dan keterampilan di
bidang pengelolaan teknis dan manajemen perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan yang ingin siap bersaing di pasar bebas harus pula menyiapkan
konsepsi pendidikan dan latihan seumur hidup di perusahaannya. Pendidikan dan
latihan akan berperan banyak, disamping dapat berperan sebagai jalur tukar
menukar informasi, konsepsi dan pengalaman, namun yang tidak kurang
pentingnya diklat yang teratur dan terencana menjadi media peningkatan
keterampilan pekerja untuk memacu produktivitasnya. Pendidikan dan latihan memang memerluakan biaya, tetapi proses produksi yang ditandatangi oleh pekerja yang ahli merupakan harga yang bagus yang akan diterima oleh pengusaha. Dengan diklat, perusahaan telah membuktikan telah menempatkan pekerja tidak semata-mata sebagai alat produksi, tetapi menempatkan pekerja sebagai asset perusahaan yang sangat berharga dan harus dirawat terus menerus dengan sebaik-baiknya. |
|
|
||
|
Suatu gagasan, tidak peduli betapa besar sekalipun, tidak ada gunanya
sebelum diteruskan kepada semua mitra kerja dan dipahami oleh orang lain.
Untuk itu diperlukan komunikasi untuk meneruskan gagasan atau sesuatu hal
dalam Organisasi. Karena melalui komunikasi juga akan terjadi kendali,
kontrol, pengawasan, motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.
Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam berbagai cara.
Setiap organisasi mempunyai hirarki wewenang dan garis formal yang harus
dipatuhi oleh para formal yang harus dipatuhi oleh para pekerja. Bila para
pekerja misalnya, diminta untuk terlebih dulu mengomunikasikan setiap keluhan
yang berkaitan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, sesuai dengan
uaraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, sementara itu
atasan (pengusaha) harus pula menerima komunikasi itu sebagai salah satu fungsi
kontrol. Di samping itu komunikasi dapat juga dilakukan secara informal dalam
mengendalikan perilaku, melalui jalur olah raga kesenian atau sekedar
rekreasi, misalnya. Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja guna memperbaiki kualitas kerja. Bagi banyak kelompok kerja komunikasi merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi diantara kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dimana anggota kelompok menunjukkan kekecewaan mereka atau rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi merupakan media ungkapan emosi dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. |
|
Apabila Unsur-unsur ketahanan perusahaan telah berjalan dengan baik, hal
itu akan dapat mencegah gejolak sosial. Tujuan utama hubungan industrial,
ingin menciptakan ketenangan, ketenteraman, ketertiban kegairahan kerja serta
ketenangan usah, meningkatkan produktivitas dan atau produktivitas dan
meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya sesuai dengan martabat
manusia. Di dalam suasana yang demikian, kalaupun ada perselisihan akan
diselesaikan secara musyawarah atau melalui prosedur yang telah diatur dalam
peraturan perundangan. Pengusaha dapat tenang berusaha dan pekerja tentram
bekerja, yang pada akhirnya menciptakan pertumbuhan ekonomi dan hubungan
idustrial yang harmonis (economic development and industrial harmony). Melalui proses bersama itu akan diperoleh kesejahteraan pekerja, kesejahteraan merupakan suatu kehidupan dan penghidupan yang secara materiil dan spirituil diliputi oleh rasa keselamatan, kesulitan dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan seseorang pekerja untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarganya serta kewajibannya kepada Tuhannya. Untuk memenuhi kesejahteraan tersebut oleh perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai upaya, program yang ditunjukkan untuk mewujudkan, membina, memelihara memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan yang dalam hubungan industrial dapat berupa upah, jaminan sosial, pensiun, keselamatan dan kesehatan kerja, koperasi, latihan dan pendidikan. Apabila hal-hal yang diuraikan diatas dapat dilakukan, akan tercapai hubungan industrial yang harminis, karena diantara para pelakunya telah terdapat suatu kondisi dimana adanya: |
|
|
||
|
||
|
|
Banyak diantara kita
yang menghindari konflik, banyak diantara kita yang menganggap konflik harus
dihindari, banyak diantara kita yang berpikiran pelaku konflik adalah musuh
atau dimusuhi, dibenci dan dijauhi, banyak diantara kita yang takut masuk
kedalam arena konflik. Padahal dari semua itu konflik bisa dimanage dengan baik dan bisa menjadikan dinamika dalam berorganisasi, bisa menjadikan hidupnya suatu organisasi. Kita perlu mempersepsikan konflik sebagai realita yang tidak perlu dihindari apalagi ditakuti sehingga bisa membuat kehidupan organisasi stagnan, sebaliknya konflik harus diterima sebagai "mesin" dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif. KONFLIK DALAM ORGANISASI Biasanya dalam masyarakat mengenal ajaran atau tradisi anti konflik, yang dijunjung adalah nilai-nilai persatuan dan gotong royong selalu ditekankan untuk dapat mencapai tujuan bersama. Dilain pihak nilai-nilai demokrasi, musyawarah untuk mufakat dan juga menghargai perbedaan pendapat dengan orang atau pihak lain sering dikorbankan secara tidak proporsional dengan alasan demi menjaga kelestarian nilai-nilai sosial diatas. Padahal sering dari adanya beda pendapat kemudian konflik maka akan muncul atau timbulnya kebenaran atau pemikiran yang lebih luas. MENGAPA KONFLIK Secara umum karena ada perbedaan pendapat antara anggota, yang menimbulkan konflik adalah: perbedaan persepsi, perbedaan cara merealisasikan tujuan dan juga perbedaan kepentingan. SUMBER KONFLIK DALAM ORGANISASI Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini: 1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung. 2. Saling ketergantungan tugas. 3. Ketergantungan satu arah. 4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan. 5. Distorsi komunikasi. 6. Tidak ada pedoman. 7. Aturan yang kurang jelas. 8. Kurang transparannya beberapa hal. MENGENDALIKAN KONFLIK Konflik agar tidak mengarah ke destruksi harus bisa dikendalikan, antara lain dengan cara sebagai berikut: 1. Harus sering mengadakan musyawarah. 2. Adanya komunikasi dua arah yang enak dan luwes. 3. Memberi keadilan pada semua lini. 4. Transparan dalam semua hal. 5. Ada pedoman yang jelas. 6. Ada aturan yang jelas. 7. Semua aspirasi dianggap penting dan dikomunikasikan. PENUTUP Kebiasaan selama ini dimana konflik ditempatkan dalam destructive zone perlu direformasi kedalam dinamis zone. Konflik yang bersifat positif harus dimanage secara cerdas, tepat dan profesional. Sehingga ada peningkatan performance dan dinamika organisasi. Akhirnya konflik bisa didesign sebagai "mesin" dinamika organisasi. KESIMPULAN Adanya konflik jangan dianggap sebagai suatu kemunduran tapi bisa dianggap sebagai dinamika organisasi dan juga agar organisasi tidak menjadi stagnan. Dan yang lebih penting lagi untuk belajar bersama dari adanya konflik tersebut, dengan konflik menjadikan anggota maju dalam berpikir, maju dalam wawasan, maju dalam wacana dan bisa menghargai beda pendapat. Dan yang terakhir agar organisasi bisa menjadi "hidup". Pelaku konflik tidak dianggap sebagai musuh, pelaku konflik jangan dianggap sebagai perusak organisasi tapi harus ditempatkan sebagai motor dinamika organisasi |
A. Level Konflik
1. Konflik dalam diri individu sendiri (intraindividual conflict)
adalah konflik yang dialami seseorang karena adanya pertentangan dalam diri individu tersebut.
2. Konflik Antar Individu (Interindividual Conflict)
adalah konflik yang dialami seseorang karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan pada saat yang sama pada satu atau beberapa pihak.
3. Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
adalah konflik yang terjadi dalam proses berinteraksi dengan organisasi.
B. Pendekatan Manajemen Konflik
Minimal ada dua pendekatan dalam manajemen konflik yaitu :
1. Management of conflict
yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelaraskan konflik yang ada sehingga resiko dampak negatif konflik bisa dihindarkan. Ciri utama pendekatan ini adalah konflik memang telah ada secara wajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi dilandasi dengan tujuan yang bersifat curative atau penyembuhan.
2. Management by conflict
Usaha-usaha yang dilakukan untuk memenage aktifitas kelompok dengan cara menciptakan konflik. Ciri utama pendekatan ini adalah konflik yang terjadi memang sengaja diciptakan kemudian dikendalikan secara ketat dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
1. Konflik dalam diri individu sendiri (intraindividual conflict)
adalah konflik yang dialami seseorang karena adanya pertentangan dalam diri individu tersebut.
2. Konflik Antar Individu (Interindividual Conflict)
adalah konflik yang dialami seseorang karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan pada saat yang sama pada satu atau beberapa pihak.
3. Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
adalah konflik yang terjadi dalam proses berinteraksi dengan organisasi.
B. Pendekatan Manajemen Konflik
Minimal ada dua pendekatan dalam manajemen konflik yaitu :
1. Management of conflict
yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelaraskan konflik yang ada sehingga resiko dampak negatif konflik bisa dihindarkan. Ciri utama pendekatan ini adalah konflik memang telah ada secara wajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi dilandasi dengan tujuan yang bersifat curative atau penyembuhan.
2. Management by conflict
Usaha-usaha yang dilakukan untuk memenage aktifitas kelompok dengan cara menciptakan konflik. Ciri utama pendekatan ini adalah konflik yang terjadi memang sengaja diciptakan kemudian dikendalikan secara ketat dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
GAYA PERILAKU MANAJEMEN KONFLIK
Gaya yang Merefleksikan Hubungan Antar Tujuan
Sistem manajemen sumber daya manusia
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SMSDM/HRMS), Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS) merupakan sebuah bentuk
interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan
MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi
informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan
menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang
terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya
perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem
ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi
yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata
yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul
MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang
membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya,
menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan
aturan-aturannya.
Definisi, Pengertian, Tugas & Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia / SDM - Ilmu Ekonomi Manajemen - Manajer MSDM
PERAN STRATEGIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Pentingnya SDM
“For many years it has been
said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don’t think
this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s
inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the
bottleneck for production. … I think this will hold true even more in
the future.”
MSDM Strategi
“Strategic Human Resource
Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and
objectives in order to improve business performance and develop organizational
cultures and foster innovation and flexibility”.
Kecenderungan global: Perubahan, pergeseran
“Position, title and authority are no longer adequate tools for
managers to rely on to get their jobs done. Instead, success depends
increasingly on tapping into sources of good idea, on figuring out whose
collaboration is needed to act on those ideas, and on working with both to
produce results.”
Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun
lampau, di mana human capitalmanual dan clerical
ke knowledge-worker yang menolak
menerima perintah (“komando”) ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia bisnis
100 tahun yang lalu. menggantikan mesin-mesin sebagai basis
keberhasilan kebanyakan perusahaan. Drucker (1998), pakar manajemen terkenal
bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga
kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu.
Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga
Bank teller, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan
komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau
alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang
ini. Berlangsungnya progress
globalisasi dan teknologi di Indonesia
juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic
Consulting, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer
sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi
mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi
dan teknologi di Indonesia
juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic
Consultin, yang membuka
pelamar kerja untuk Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security Consultants (yang
menguasai IT security products seperti Firewall etc.); Enterprise
Solutions Risk Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAP review/audit,
Oracle, project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications
System Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting
system, internet service provision, E-Commerce, EDP audit
etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer Solutions
Consultants.
Penutup
fardensaragih.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar